Kamis, 25 Juni 2009

ANALISIS DISTRIBUSI MINYAK TANAH UNTUK RUMAH TANGGA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI PROVINSI LAMPUNG

logo-unila-keren-kecil

http://digilib.unila.ac.id/go.php?id=laptunilapp-gdl-s2-2006-pirhan-565
Oleh: Pirhan
S2 - Magister Management
Dibuat: 2006-11-27 , dengan 1 file(s).
Keywords: Distribusi minyak tanah, rumah tangga
Subject: MANAJEMEN PENJUALAN
Call Number: 658.81 Pir a C.1

ABSTRAK :

Minyak tanah merupakan unsur bahan pokok dan digolongkan sebagai hajat hidup orang banyak, sekaligus merupakan instrumen pemerataan. Itulah sebabnya pemerintah memberikan subsidi yang begitu besar untuk minyak tanah bagi rumah
tangga dan usaha kecil. Minyak tanah ini tergolong hajat hidup yang diamanatkan
konstitusi, maka negara melalui pemerintah memiliki kewajiban dan sekaligus hak monopoli untuk mengatur ketersediaannya bagi masyarakat.
Masalah yang menjadi fokus penelitian ini adalah menentukan faktor dominan yang menyebabkan seringnya terjadi kelangkaan, fluktuasi dan diskriminasi harga minyak tanah yang merugikan masyarakat, terutama yang ada di desa-desa yang ternyata harus membeli minyak tanah dengan harga lebih mahal dari masyarakat kota yang lebih mampu secara ekonomi. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memahami secara mendalam mekanisme distribusi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya agar pada akhirnya dapat disusun suatu sistem distribusi yang memungkinkan harga
minyak tanah lebih murah, adil dan stabil. Diharapkan basil penelitian ini bermanfaat
bagi Pemerintah dan Pertamina dalam menetapkan kebijakan mengenai distribusi minyak tanah.
Dihipotesiskan bahwa praktek monopoli dalam distribusi minyak tanah merupakan kekecualian dalam sistem ekonomi Indonesia, karena itu implementasinya harus dikendalikan/ dikontrol secara seksama dan konsisten oleh pemerintah agar tujuan pembolehan monopoli (Kepada PT Pertamina Persero) dalam distribusi minyak itu
benar-benar dapat terwujud. Jika implementasi tidak konsisten dan tidak dikontrol secara seksama, maka berbagai faktor terlibat akan menyebabkan harga tinggi dan fluktuasi harga yang merugikan masyarakat.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus sebagai suatu cara untuk memperoleh gambaran komprehensif mengenai distribusi minyak tanah di Provinsi Lampung, serta hubungan antar faktor yang terkait
didalamnya, sehingga dapat ditemukan faktor-faktor yang bersifat mendukung atau menghambat proses tercapainya sesuatu yang diharapkan.
Populasi penelitian terdiri dari 75 agen, 1032 pangkalan dan sekitar 12.000 pengecer,serta pelanggan minyak tanah yang terdiri dari 1.536.197 rumah tangga dan 49.914 usaha kecil. Sampel ditentukan dengan teknik purposive sampling, terdiri dari tiga wilayah yaitu Kota Bandar Lampung, Kabupaten Tulang Bawang, dan Kabupaten Lampung Barat. Sampel diambil dengan cara guliran (snow ball) pada tiga wilayah
tersebut, mulai dari pelanggan, pengecer, pangkalan, dan agen, sehingga diperoleh
sampel ; 120 pengecer, dan 70 pangkalan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik
wawancara, observasi, dan studi dokumentasi
Hasil anilisis terhadap faktor-faktor utama yaitu faktor harga, faktor kontrol, faktor
arus produk/transportasi dan faktor kuota menunjukkan bahwa instrumen kontrol tidak berfungsi optimal dan menyebabkan distorsi pada faktor utama lainnya.
Dengan demikian kinerja sistem/struktur jalur distribusi secara keseluruhan menjadi terganggu. Akibat lanjutnya adalah (1) terjadi penimpangan
distribusi/penyalahgunaan minyak tanah, (2) frekuensi kelangkaan relatif minyak tanah menjadi tinggi, (3) harga tidak stabil ( fluktuatif) dan cenderung tinggi. Harga
pelanggan di Kota Bandar Lampung mencapai 46,59 % lebih tinggi dari harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Di Kabupaten Tulang Bawang lebih tinggi 44,65 % dan di Kabupaten Lampung Barat lebih tinggi 35,57% dari HET.
Perbedaan harga pelanggan dengan HET hanya 35,57 % di Lampung Barat karena beberapa pangkalan dan pengecer dapat membeli minyak tanah dari Provinsi Sumatera Selatan dengan harga lebih rendah dari HET yang ditetapkan Pemerintah
Provinsi untuk daerah tersebut.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa rendahnya kinerja struktur jalur distribusi
minyak tanah yang ada bukan hanya disebabkan oleh malfungsi instrumen kontrol tetapi juga disebabkan oleh ketidak mampuan para agen mewujudkan pembagian wilayah kerja (rayonisasi) yang efektif dan efisien, dan agen berpotensi menjadi penghambat proses klaim yang efektif dari pihak-pihak yang merasa dirugikan.
Berdasarkan temuan penelitian direkomendasikan struktur jalur distribusi alternatif yang lebih sederhana, built in control yang efektif, biaya proses yang rendah, dan mampu menjamin terwujudnya harga yang berkeadilan dan stabil.

Translation:

ABSTRACT :

Kerosene represent staple element and classified as intention live throng, at the same time represent generalization instrument governmental to that is why give subsidy which big so for kerosene to small industry and household, this kerosene pertained commended life intention constitution, hence state through government
have obligation and at the same time monopolistic rights to arrange its availability
to society.
Problem of becoming this research focus to determine dominant factor which cause often happened the rare of, kerosene price discrimination and fluctuation which harming society, existing especially didesa-desa which actually have to buy kerosene at the price of costlier the than more urban community can economical.
As for target of this research is to comprehend exhaustively distribution mechanism and factors influencing to be in the end can be compiled a conducive distribution system cheaper kerosene price, stable and fair. expected result of this research be of benefit to and Government of Pertamina in specifying policy concerning kerosene distribution.
Hypothesis that monopolistic practice in kerosene distribution represent except in
economic system Indonesia, in consequence its implementation have to be controlled or controlled by seksama and consistent by government to be target may monopolize ( To PT. Pertamina Persero) in that oil distribution really earn form. If implementation is not consistent and not be controlled by seksama, hence various factor of telibat will cause a stiff price and price fluctuation which harming society.
This research use descriptive method with approach of case study as a way of to obtainget comprehensive picture regarding kerosene distribution Province Lampung, and also link between related/relevant factor in it, so that can be found factors having the character of to support or pursue tired process of something that expected.
Research population consist of 75 Agent, 1032 Basis, and about 12.000 retailer, and also cutomer of kerosene which consist of 1.536.197 household, and 49.914 small industry. Sampel determined with technique of purposive sampling, consist of three region that is : Bandar Lampung, Sub-Province Tulang Bawang and Sub-
Province West Lampung. Sampel snow ball (guliran) three region, start from cutomer, retailer, agent and basis, so that obtained sampel; 120 retailer, and 70 basis. Data collecting conducted with interview technique, observation, and documentation study.
Result of analysis to especial factors that is price factor, control factor, product current factor or transportation and quota factor indicate that control instrument don't function optimal and cause distortion other primary factor.
Thereby system performance or distribution band structure as a whole become annoyed. Effect of its continuation (1) Happened deviation of distribution or abuse of kerosene, (2) Frequency of rare of relative kerosene become highly, (3) unstable Price (fluktuatif) and tend to highly. Price cutomer Town Bandar Lampung to reach
46,59% higher the than retail price government. higher Sub-Province Tulang Bawang 44,65% and Sub-Province West Lampung higher 35,57% from higher the than retail price.
Difference of cutomer price with higher the than retail price only 35,57% West of Lampung because some retailer and basis can buy kerosene of Province South Sumatera at the price of lower the than specified from higher the than retail price government of province for area.
From result of research concluded that lowering of existing kerosene distribution band structure performance not merely because of disability of agencies realize the division of activity region (efficient and effective Rayonisasi), and agent have potency become resistor of effective claim process of sides which feel getting disadvantage.
Pursuant to research finding recommended more simple alternative distribution band structure, effective control in built, expense of low process, and can guarantee price which with justice and stabilize.

Hubungi kami:

DL Name: Lampung University Library

PublisherID: LAPTUNILAPP

Organization: Lampung University

Contact: Perpustakaan Universitas Lampung

Address: Jl.Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1

City: Bandar Lampung

Region: Lampung

Country: Indonesia

Phone: 62-721-706352

Fax: 62-721-706351

Admin Email: dedi[at]unila.ac.id

CKO Email: library[at]unila.ac.id